Pages

Subscribe:

Selasa, 10 Oktober 2017

Srtuktur dan Fungsi Sistem Peredaran Darah

Struktur Dan Fungsi Sistem Peredaran Darah

A. Bagian-Bagian Darah
1. Sel-sel Darah.
 
Sel darah merah disebut juga eritrosit. Eritrosit sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung sel. Sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak. Bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat disumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah akan aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
a. Fungsi Sel darah Merah
 1) Sel darah merah berfungsi mengedarkan O2 ke seluruh tubuh. Sel darah merah akan mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
2) Berfungsi dalam penentuan golongan darah
3) Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
4) Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen.
b. Sel Darah Putih (Leukosit)
 
Sel darah putih disebut juga Leukosit merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang bergerak aktif. Sel darah Putih (leukosit) sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit, monosit, serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju ke bagian tubuh yang membutuhkannya.
Fungsi utama dari sel darah putih (leukosit) secara khusus dikirim menuju daerah yang mengalami infeksi dan mengalami peradangan, dengan demikian sel darah putih dapat menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap agen-agen infeksius.
Sel darah putih (Leukosit) jumlahnya lebih sedikit dalam darah daripada eritrosit. Sel ini dapat bermigrasi dengan bebas dari pembuluh darah ke jaringan dan kembali lagi ke pembuluh darah dengan gerakan amuboid. Jumlah rata-rata sel darah putih (leukosit) dalam sirkulasi berfluktuasi antara 5.000-10.000/mm3 darah. Eksudat dan fraksi protein dari kerusakan sel dan infeksi jaringan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan produksi sel darah putih (leukosit).
Jenis-Jenis Sel Darah Putih (Leukosit)
1) Polimorfonuclear Leukosit
a) Netrofil
b) Eosinofil
c) Basofil
2) Mononuclear Leukosit
a) Monosit
b) Limfosit 
Polimorfonuclear leukosit memiliki struktur granular, karena alasan itu sel-sel tersebut disebut juga sebagai granulosit atau dalam terminologi klinis disebut "poli" karena memiliki inti yang multipel(banyak).Granulosit dan monosit melindungi tubuh dari organisme penyerang terutama dengan cara memakannya (fagositosis). Fungsi limfosit berhubungan dengan sistem imun tubuh.
Masa Hidup Sel Darah Putih
Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya adalah 4 sampai 8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4 sampai 5 hari berikutnya berada dalam jaringan yang membutuhkan. Pada keadaaan infeksi yang berat, masa hidup keseluruhan sering kali berkurang sampai hanya beberapa jam, karena granulosit bekerja lebih cepatpada daerah yang terinfeksi dan lebih cepat pula mati akibat pertarungan dengan agen infeksi.
Monosit juga memiliki masa edar yang singkat, yaitu 10-20 jam dalam darah, sebelum mengembara melalui membran kapiler menuju ke jaringan. Begitu masuk ke dalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai ukurannya besar sekali dan menjadi makrofag jaringan, dalam bentuk ini sel-sel tersebut dapat hidup berbulan-bulan kecuali bila sel-sel itu dimusnahkan saat melakukan fungsi fagositik.
Limfosit memasuki sistem sirkulasi secara kontinu bersama dengan aliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam, limfosit keluar dari darah dan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis, dan selanjutnya memasuki limfe dan kembali ke darah lagi. Demikian seterusnya sehingga terjadi sirkulasi limfosit yang terus menerus di seluruh tubuh. Limfosit memiliki masa hidup berminggu-minggu atau berbulan-bulan bergantung pada kebutuhan tubuh akan sel tersebut.
c. Sel Darah Pembeku (Trombosit)
Sel trombosit adalah sel tak berinti yang diproduksi oleh sumsum tulang, yang berbentuk cakram dengan diameter 2-5 μm. Trombosit dalam darah tersusun atas substansi fosfolipid yang berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis (menghentikan perdarahan). Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar 150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari.
Pembentukan trombosit berasal dari Multipotensial Stem Cell menjadi Unipotensial Stem Cell dibantu Trombopoitin. Sel yang paling muda yang dapat dilihat dengan mikroskop adalah Megakarioblas, Megakarioblas akan diubah menjadi megakariosit imatur kemudian menjadi megakariosit matur.
Fungsi Trombosit bila tubuh mengalami luka maka trombosit akan berkumpul dan saling melekatkan diri sehingga akan menutup luka tersebut, trombosit juga akan mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya pengerutan luka sehingga ukuran luka menyempit dan karena mempunyai zat pembeku darah maka dapat menghentikan perdarahan.
Umur trombosit didalam tubuh sangat pendek yaitu sekitar 8 sampai 10 hari, berbeda dengan umur eritrosit sekitar 120 hari serta sangat mudah terjadi destruksi, apabila trombosit rusak maka akan segera dihancurkan didalam limpa.
Tranfusi trombosit diperlukan pada kasus-kasus tertentu misalnya :
  • Kelainan jumlah trombosit --- Jumlah trombosit kurang dari 50.000 / mm3 disebut Trombositopenia, Hal ini bisa terjadi pada kasus-kasus penyakit misalnya demam berdarah (DBD), penyakit ini disebabkan oleh 4 virus dengue yaitu DN-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 sebagai diagnosa awalnya adalah penurunan jumlah trombosit terutama pada hari ke3 dan ke4 dari serangan, Idiopathic Thrombocytopenia Purpura (ITP). 
  • Kelainan Fungsi Trombosit --- Kelainan ini terjadi bila Adenosin Difosfat ( ADP) dalam trombosit berkurang sehingga agregasi trombosit berkurang. Hal ini terjadi pada penyakit Lupus Eritematosus (LE), Idiopatik Trombocytopenia Purpura (ITP), Lekemia limfositik kronik sehingga menyebabkan jumlah trombosit kurang dari 50.000/mm3 darah.
Sel trombosit sangat mudah rusak apalagi bila berada diluar tubuh, trombosit akan kehilangan fungsinya bila disimpan lebih dari 24 jam dengan suhu penyimpanan yang tidak sesuai akan mempercepat proses kerusakan trombosit. Penyimpanan juga akan membentuk mikroagregat, Untuk itu tranfusi trombosit harus segera dilakukan sesegera mungkin dari proses pengambilan darah dan apabila disimpan maka harus tidak boleh lebih dari 3 hari dengan suhu 200c-240c.
2. Plasma Darah.
Plasma darah Adalah cairan yang berwarna kuning jernih. Fungsi dan komponen/komposisi serta kandungan dari plasma darah merupakan pembahasan yang akan dikaji dalam plasma darah. Plasma darah memiliki proses mekanisme dalam bekerja di dalam tubuh manusia. Plasma darah mengandung 90% air dan larutan bermacam-macam zat sejumlah 7%-10%. Zat-zat yang terkandung di dalam plasma darah, yakni sari makanan, hormon enzim, mineral, antibodi dan zat-zat sisa (misalnya CO2 dan sisa pembongkaran protein). Sari-sari makanan tersebut diserap usus halus.
Mineral-mineral di dalam plasma darah terdapat dalam bentuk garam mineral. Fungsi garam mineral ialah untuk mengatur tekanan osmotik dan PH darah. Protein yang terdapat dalam darah (protein darah) terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen. Albumin berperan dalam pengaturan tekanan darah. Globulin biasanya dikenal sebagai imunoglobulin berfungsi membentuk benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin berperan penting dalam proses pembekuan darah saat tubuh kita terluka. jika larutan protein dalam plasma darah diendapkan dengna sentrifuge (alat pemutar), akan tertinggal cairan berwarna kuning jernih yang disebut serum.
Serum mengandung antibodi yang dapat melawan zat/benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing yang masuk ke dalam tubuh dikatakan sebagai antigen. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut presipitin ; yang dapat menguraikan antigen disebut lisin dan yang dapat menawarkan racun disebut antioksin.
Kesimpulan : 
1. Kandungan Plasma Darah
  • Mengandung Zat Makanan dan Mineral seperti asam amino, gliserin, glukosa, kolesterol, garam mineral, asam lemak
  • Zat yang dihasilkan dari sel-sel yakni enzim, antibodi, dan hormon.
  • Protein dalam Darah yakni anttheofilik, tromboplastin, fibrinogen, gammaglobulin, protrombin, albumin.
  • Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen
  • Asam Urat, Urea
2. Fungsi Plasma Darah
  • Alat untuk mengangkut air dan sekaligus menyerbakan kedalam tubuh
  • Alat yang mengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
  • Alat yang mengangkut Oksigen dan disebarkan keseluruh tubuh
  • Menjaga temperatur suhu tubuh
  • Alat yang mengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
  • Mengatur dan menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
  • Alat yang mengangkut sari makanan
  • Mencegah infeksi terhadap sel darah putih,
B. Golongan Darah.
Golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Lendsteiner dan Donath. Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen (antigen) pada eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah.
Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi). Tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah. Aglutinogen (aglutinin) yang terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat bereaksi dengan zat aglutinin (antibodi) yang terdapat pada serum darah.
Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu:
Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin α dan β. Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak mengandung aglutinogen sama sekali.
Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO.
Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
Golongan Darah Manusia
Pada penelitiannya, Leindsteiner juga menemukan aglutinogen yang terdapat pada darah kera, Maccacus rhesus, sehingga diberi nama aglutinogen rhesus. Dari fakta ini, kemudian golongan darah dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Golongan darah Rh+, jika di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen rhesus.
b. Golongan darah Rh–, jika di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen rhesus.
Sistem rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh+ maka tidak boleh digunakan sebagai donor untuk golongan darah Rh–, karena bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan).
Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki golongan darah Rh– kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning atau eritroblastosis fetalis.

C. Pembekuan darah.
Proses pembekuan darah atau penggumpalan darah merupakan proses yang kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah ketika terjadi luka. Proses tersebut meliputi pengetatan pada dinding pembuluh darah yang terluka, pelepasan zat untuk menarik kepin-keping darah ke daerah luka, dan pembentukan benang-benang fibrin. Komponen darah yang terlibat dalam proses penggumpalan darah adalah keping-keping darah dengan bantuan ion kalsium. Apabila luka terjadi pada pembuluh darah yang tipis. pengetatan dinding,dinding pembuluh darah dapat mencegah pengeluaran darah. Tetapi, jika terjadi kerusakan cukup besar pada pembuluh darah. keping-keping darah akan berkumpul di sekitar luka dalam jumlah besar dan menempel pada pembuluh darah, kemudian membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah. 
Jika lukanya sangat besar, keping-keping darah akan mengirim zat kimia yang bekerja sama dengan zat lainnya di dalam plasma darah untuk membentuk benang-benang fibrin. Jala atau benang-benang fibrin yang terbentuk pada permukaan luka dapat menahan keping-keping darah dan sel-sel darah merah agar tidak menetes ke luar. Luka yang besar dan tidak bisa diperbaiki sendiri oleh tubuh perlu dijahit agar bagian yang terbuka menjadi lebih sempit. Dengan demikian, fungsi benang-benang fibrin dan keping-keping darah menjadi lebih efisien.
Dalam proses pembekuan darah, keping-keping darah (trombosit) yang menyentuh permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan trombokinase. Trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin. Protrombin merupakan enzim yang belum aktif, berupa senyawa globulin yang dihasilkan di hati dengan pertolongan vitamin K, sedangkan trombin merupakan enzim yang sudah aktif. Pengubahan protrombin menjadi trombin sangat memerlukan zat kalsium untuk mempercepat proses tersebut. Trombin mengubah fibrinogen (protein yang larut dalam plasma darah) menjadi librin yang berbentuk benang-benang.

D. Alat-alat Peredaran darah.
Darah beredar dari jantung ke seluruh tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung.Peredarannya, darah melibatkan alat-alat peredaran darah, Darah juga bagian-bagian sel darah dan fungsinya masing-masing, Darah juga sangat membantu dalam mengobati luka yang dikenal dengan Proses pembekuan darah, yang pastinya dibantu oleh pembuluh darah dalam mengalirkan darah sehingga dalam jalur peredaran darah memiliki alat-alat dalam mengedarkan darah, Alat-alat peredaran darah terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Untuk mengetahui lebih jelas tentang alat-alat peredaran darah, mari kita lihat penjelasannya seperti dibawah ini. 
Alat-Alat Peredaran Darah Pada Manusia
1. Jantung
Alat-Alat Peredaran DarahJantung merupakan pusat sistem peredaran darah yang berfungsi sebagai alat pemompa darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak di rongga dada agak ke kiri. Besarnya lebih kurang satu kepala tangan. Berat jantung orang dewasa sekitar 300 gram. Jantung terdiri atas empat ruangan, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri. Di antara serambi kiri dan bilik kiri terdapat katup dua daun (valvula bi1uspida1is). Katup itu menjaga agar darah dari bilik tidak kembali ke serambi 
ketika bilik berkontraksi untuk memompa darah keluar jantung. 
Pada perbatasan jantung dan pembuluh nadi terdapat katup dengan tiga daun berbentuk bulan sabit (valvula semilunares). Katup ini berfungsi menjaga agar darah di dalam pembuluh nadi tidak kembali ke jantung. Di antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat katup tiga daun (valvula trikuspidalis).
Dinding jantung tersusun atas otot jantung. Dinding bilik jantung (ventrikel), terutama bilik kiri, lebih tebal daripada dinding serambi jantung (atrium). Hal ini disebabkan bilik kiri harus memompa darah “bersih” ke seluruh tubuh. Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah. Darah dapat mengalir sampai ke seluruh bagian tubuh karena otot jantung berkontraksi dengan cara mengembang atau mengempiskan bagian-bagian jantung.
Keadaan pada waktu otot bilik jantung berkontraksi disebut sistole. Akibat kontraksi ini, ruangan bilik menyempit, tekanan bilik naik, dan darah mengalir ke pembuluh nadi. Tekanan tertinggi dalam ruangan jantung sebagai akibat kontraksi otot bilik jantung disebut tekanan sistole.
Apabila otot dinding jantung mengendur (relaksasi), volume rongga jantung.membesar. Hal itu menyebabkan tekanan dalam ruang jantung mengecil sehingga darah masuk ke jantung. Tekanan terendah di dalam ruangan jantung ketika otot dinding jantung mengendur disebut tekanan diastole. 
Alat untuk mengukur tekanan darah disebut tensimeter. Adanya kontraksi dan relaksasi otot jantung menimbulkan denyut jantung dan denyut nadi. Denyut nadi dapat kita rasakan pada bagian tubuh tertentu, misalnya pergelangan tangan, lekukan tangan, pelipis, dan leher. Pada orang dewasa yang sedang beristirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali tiap menit. Jantung berdenyut lebih cepat pada saat kita melakukan aktivitas, misalnya berolahraga, bahkan bisa mencapai 100 kali setiap menit.
Kesimpulan : 
• Tekanan sistole adalah tekanan tertinggi dalam ruangan jantung akibat berkontraksinya otot bilikjantung. 
• Tekanan diastole adalah tekanan terendah dalam ruangan jantung pada saat otot dinding jantung mengendur
2. Pembuluh Darah
Jaringan pembuluh darah yang kompleks, bersama-sama dengan darah dan jantung, menyusun sistem sirkulasi. Disebut demikian karena darah mengalir dari jantung ke seluruh sel-sel dalam jaringan dan organ tubuh, kemudian kembali kejantung. Jaringan pembuluh darah didalam tubuh kita memanjang sampai 90.000 mil (150.000 km), tiga kali jarak mengelilingi bumi. Sebagian besar jaringan itu disusun oleh pembuluh kapiler halus yang bercabang-cabang banyak menuju ke sel-sel atau jaringan tubuh. Di dalam jaringan, kapiler menghubungkan pembuluh arteri dan vena. Jadi, pembuluh darah dibedakan menjadi pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler.
3. Pembuluh Nadi
Dinding pembuluh nadi tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang bersifat elastis, lapisan tengah yang berupa sel-sel otot polos, dan lapisan dalam yang hanya disusun oleh selapis selberdinding tipis. Pembuluh nadi memiliki dinding tebal, kuat, dan elastis, yang membantu tenaga pemompaan jantung untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh.
Pemompaan oleh jantung menyebabkan darah didorong untuk mengalir. Hal itu memberi tekanan di sepanjang dindmg pembuluh yang dilaluinya dan menimbulkan denyutan. Akibatnya, darah akan memancar keluar apabila pembuluh nadi terluka. Umumnya, pembuluh nadi terletak di bagian dalam tubuh. Hanya di beberapa tempat pembuluh nadi berada di dekat permukaan tubuh sehingga terasa denyutannya, misalnya di pangkal leher dan pergelangan tangan.
Darah yang keluar dan jantung melewati dua pembuluh nadi. Pembuluh nadi yang paling besar disebut aorta. Pembuluh ini berpangkal pada bilik kiri jantung dan bertugas membawa darah yang mengandung banyak oksigen (darah bersih) ke seluruh tubuh. Pembuluh ini hanya memiliki sebuah katup yang terletak tepat di luar jantung. Selanjutnya, aorta bercabang dua, satu cabang menuju ke kepala dan satu cabang lagi menuju ke tubuh bagian bawah. Kedua pembuluh nadi (arteri) yang keluar dari jantung tersebut kemudian bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh nadi yang lebih kecil. Pembuluh nadi yang paling kecil, disebut arteriol. Arteriol berukuran lebih tipis dari sehelai rambut. Arteriol akan bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh kapiler. Selain aorta, pembuluh nadi lain yang membawa darah meninggalkan jantung ialah pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis). Pembuluh itu berpangkal pada bilik kanan jantung dan berukuran lebih kecil daripada
aorta. Tugasnya membawa darah yang mengandung karbon dioksida (darah kotor) dan uap air ke paru-paru.
Melalui pembuluh nadi, darah dan jantung diedarkan ke seluruh jaringan tubuh termasuk jaringan penyusun jantung. Pembuluh nadi yang bertugas mengalirkan oksigen dan zat makanan ke jantung disebut nadi tajuk (arteri koronaria). Pembuluh ini berukuran sangat kecil sehingga mudah tersumbat oleh gumpalan lemak. Penyumbatan aliran darah menyebabkan sebagian sel-sel pada organ jantung menjadi kekurangan makanan dan oksigen. Peristiwa penyumbatan pembuluh nadi jantung ini disebut koronariasis.
4. Pembuluh Balik
Darah dari kapiler di dalam jaringan tubuh kembali ke jantung melalui venula, kemudian ke pembuluh balik atau vena. Pernbuluh balik mempunyai dinding lebih tipis, tidak elastis, dan berdiameter lebih lebar daripada pembuluh nadi. Hal itu karena darah dalam perjalanannya kembali kejantung memiliki tekanan yang sangat rendah. Tekanan yang rendah tersebut menyebabkan darah cenderung mengalir kembali ke jantung. Untuk mencegah peristiwa itu, pembuluh balik memiliki banyak katup yang memastikan darah mengalir ke satu arah menuju jantung.
Tekanan darah yang rendah dalam pembuluh balik menyebabkan tidak terasa adanya denyutan sehingga darah hanya menetes (tidak memancar) apabila pembuluh balik terluka. Pembuluh balik terletak dekat dengan permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan.
Pembuluh balik berfungsi menyalurkan darah dan seluruh tubuh menuju kejantung. Pembuluh ini dilalui darah yang banyak mengandung karbon dioksida, kecuali pembuluh balik dan paru-paru menuju ke jantung (pembuluh balik paru-paru atau vena pulmonalis) yang dilalui darah mengandung oksigen.
Pembuluh balik yang besar ada dua macam, yaitu pembuluh balik besar atas (vena kava superior) dan pembuluh balik besar bawah (vena kava inferior). Pembuluh balik besar atas menerima darah dari tubuh bagian atas, yaitu kepala dan lengan. Pembuluh balik besar bawah menerima darah dari tubuh bagian bawah, yaitu badan dan kaki.
5. Pembuluh Kapiler
Darah dan jantung, melalui pembuluh nadi, mengalir menuju ke jaringan tubuh. Di dalam jaringan tubuh, pembuluh nadi bercabang-cabang menjadi pembuluh- pembuluh yang sangat kecil, yaitu pembuluh kapiler atau pembuluh rambut. Pembuluh kapiler membentuk jalinan ,yang rapat dan langsung berhubungan dengan sel-sel tubuh. Selain itu, dinding pembuluh kapiler tersusun dari selapis sel dan sangat sempit sehingga hanya dapat dilalui sel-sel darah satu per satu. Oleh karena itu, darah dan pembuluh kapiler dapat langsung membenikan oksigen dan zat-zat makanan kepada sel-sel tubuh.
Pada waktu yang sama, sel darah juga mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan sel-sel tubuh dibawa melalui pembuluh balik menuju kejantung. Dengan demikian, jaringan pembuluh kapiler menghubungkan pembuluh nadi terkecil atau arteriol dan pembuluh balik terkecil atau venula. Jadi, peredaran darah dan jantung ke sel-sel tubuh melalui pembuluh nadi, pembuluh kapiler, terus menuju pembuluh balik untuk kembali ke jantung merupakan sistem peredaran (sirkulasi) darah tertutup.

E. Proses peredaran darah.
Sistem peredaran darah manusia merupakan sistem yang sangat berperan dalam keseluruhan aktifitas tubuh. Melalui peredaran darah zat makanan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh yang memerlukan. 
Oksigen yang diperoleh dari sistem pernapasan disebarkan melalui peredaran darah dan karbon dioksida pun diangkut oleh peredaran darah untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Sisa makanan dan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh akan dibawa oleh aliran darah ke ginjal dan usus besar untuk dibuang. Bahkan sistem saraf pun akan terganggu kerjanya jika aliran darah ke otak tidak mengalir dengan benar.
1. Organ Sistem Peredaran Darah
Walaupun sistem peredaran darah terdapat pada seluruh bagian tubuh, namun organ utama penyusun sistem peredaran darah adalah darah, jantung, dan pembuluh darah.
a) Darah
Darah pada manusia terdiri dari plasma darah dan bagian sisanya berupa bagian yang padat, yaitu sel-sel darah atau butir-butir darah. Plasma darah atau cairan darah merupakan bagian cair dari darah yang merupakan 55 % dari bagian darah itu sendiri. Plasma darah, terdiri atas air (± 90%), zat-zat yang terlarut, yaitu protein darah, sari-sari makanan (glukosa dan asam amino), enzim, antibodi, hormon, dan zat sisa metabolisme, serta gas-gas (oksigen, karbondioksida, dan nitrogen).
Di dalam plasma darah terdapat pula fibrinogen yang dapat berubah menjadi benang-benang fibrin, yang berguna untuk menutup luka. Plasma darah yang telah dipisahkan fibrinogennya dinamakan serum. Cairan darah atau plasma darah mengangkut sari-sari makanan dari usus kemudian ke hati, dari hati diedarkan ke seluruh bagian tubuh. Plasma darah mengangkut sisa metabolisme berupa karbondioksida (sebagian diangkut oleh darah merah) kembali dari jaringan ke jantung kemudian ke paru-paru. 
Sisa metabolisme lain berupa zat urea diangkut dari jaringan ke organ pengeluaran, yaitu ginjal. Plasma darah mengangkut hormon dari kelenjar buntu ke bagian tubuh yang memerlukan. Plasma darah juga berfungsi sebagai penjaga tekanan osmosis cairan tubuh karena plasma darah mengandung molekul-molekul protein dan garam-garam tertentu.
Sel-sel darah, terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Sel darah merah merupakan bagian terbesar dari sel darah yaitu sekitar 99 %. Sel darah merah berbentuk bikonkaf, yaitu bulat, pipih, tengahnya cekung, sering berada dalam keadaan bertumpukan.
Sel darah putih memiliki ukuran lebih besar daripada sel darah merah, tidak berpigmen, dan mempunyai inti yang bentuknya bermacam-macam. Keping darah berbentuk kecil, tidak teratur, tidak berinti dan berkelompok membentuk kepingan-kepingan di dalam darah. Sel darah merah selain merupakan penentu golongan darah seseorang juga berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Oksigen diangkut oleh darah dengan cara diikat oleh hemoglobin. Hemoglobin yang telah mengikat O2 menyebabkan darah berwarna merah dan disebut sebagai oksihemoglobin. Reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin terjadi di dalam paru-paru, sedangkan pelepasan O2 oleh hemoglobin dilakukan di dalam sel di seluruh tubuh.
Sel darah merah dibentuk oleh sumsum merah pada tulang pipih dan tulang pipa. Saat bayi dalam kandungan, sel darah merah dibentuk oleh hati dan limpa. Sel darah merah yang telah tua (± berumur 120 hari) akan dirombak di hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi zat empedu (bilirubin). Zat besi yang dilepaskan oleh hemoglobin digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
Sel darah putih dibentuk di sumsum merah pada tulang pipih, limpa, dan kelenjar getah bening. Fungsi sel darah putih adalah untuk membunuh kuman penyakit dalam tubuh dan membentuk antibodi. Fagosit dapat membunuh kuman penyakit dengan cara "memakannya". Fagosit dapat bergerak seperti Amoeba dan dapat keluar menembus dinding kapiler darah menuju jaringan sekitarnya.
Pada jaringan yang luka sering timbul nanah. Nanah terdiri atas sel darah putih yang rusak, kuman yang mati, dan sel jaringan yang rusak. Limfosit menyerang kuman dengan cara membentuk antibodi. Antibodi akan bereaksi dengan kuman membentuk gumpalan. Gumpalan itu kemudian akan "dimakan" oleh fagosit. Limfosit juga dapat menghasilkan antibodi berupa antitoksin, yang dapat menetralkan racun yang dihasilkan oleh kuman.
Keping darah dibuat dalam sumsum merah. Dalam 1 mm3 darah terdapat 250.000 keping darah, yang merupakan 0,6 % dari padatan darah. Keping darah berfungsi dalam proses pembekuan darah apabila terjadi luka. Saat terjadi luka, trombosit mengeluarkan enzim trombokinase yang akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin akan mengubah protein darah, yaitu fibrinogen, menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin seperti jaring-jaring yang memerangkap sel darah merah sehingga darah berhenti mengalir.
b) Jantung
Jantung terletak di dalam rongga dada, diapit oleh belahan paru-paru agak ke sebelah belakang. Ukurannya kurang lebih sebesar kepalan tangan berwarna merah tua, dan dibungkus oleh selaput yang bernama pericardium.
Otot-otot jantung dialiri oleh pembuluh-pembuluh darah yang disebut pembuluh koroner. Jantung manusia terdiri atas empat ruangan. Belahan kiri sama dengan belahan kanan jantung yang terpisah sama sekali. Belahan kiri terdiri atas serambi (atrium) kiri dan di bawahnya ada bilik (ventrikel) kiri. Belahan kanan terdiri atas serambi (atrium) kanan dan di bawahnya terdapat bilik (ventrikel) kanan.
Di antara serambi dan bilik terdapat katup yang membuka ke arah serambi. Pada bilik kanan terdapat lubang yang berhubungan dengan aorta yang menuju ke paru-paru, sedangkan pada bilik kiri terdapat lubang yang berhubungan dengan aorta yang menuju ke seluruh tubuh. Pada lubang-lubang ini pun terdapat katup.
Kita tidak dapat menghentikan atau mempercepat kerja otot jantung karena jantung bekerja diperintah oleh saraf otonom yang berpusat di otak. Jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi. Siklus kerja jantung ada dua macam yaitu kontraksi otot jantung(sistol) dan relaksasi otot jantung(diastol). Saat kontraksi otot jantung memiliki tekanan tertinggi sedangkan saat relaksasi memiliki tekanan terendah. Siklus jantung yang normal saat istirahat adalah 0,8 detik sehingga denyut jantung pada orang dewasa rata-rata 70 kali/menit, namun denyut jantung dipengaruhi oleh umur dan aktivitas orang yang bersangkutan. Misalnya, setelah berolah raga denyut jantung kita bertambah cepat.
c) Pembuluh Darah
Darah mengisi jantung dan seluruh salurannya. Karena ada denyut jantung maka darah dapat mengalir. Pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung disebut pembuluh darah utama. Makin jauh dari jantung, pembuluh darah makin bercabang-cabang dan diameter salurannya makin sempit. Akhirnya pembuluh darah tersebut sampai pada jaringan.
Pembuluh darah ada tiga macam, yaitu pembuluh nadi (arteri) yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari jantung, pembuluh balik (vena) yaitu pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung dan pembuluh kapiler yaitu pembuluh darah yang sangat halus yang ada di jaringan tubuh. Arteri adalah pembuluh darah yang berfungsi membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri atau dikenal sebagai pembuluh nadi memiliki dinding pembuluh yang dapat mengembang dan mengkerut.
Arteri memiliki tiga lapis dinding yang tebal. Lapisan otot halus dan lapisan jaringan ikat yang bersifat elastis membuat arteri mampu menahan darah yang memiliki tekanan tinggi akibat pompaan jantung. Pembuluh nadi utama ada dua buah, yaitu aorta dan arteri pulmonalis. Aorta adalah pembuluh nadi utama yang membawa darah dari jantung. 
Arteri pulmonalis adalah arteri yang mengandung darah yang miskin oksigen untuk dibawa ke paru-paru. Arteriol adalah arteri kecil yang menjadi penyambung dari arteri yang lebih besar dengan pembuluh kapiler. Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh darah yang datang menuju ke jantung, tepatnya ke serambi kiri dan kanan. Dinding pembuluh balik lebih tipis dan lebih elastis, serta letaknya lebih ke permukaan tubuh.
Pembuluh balik yang menuju ke serambi kanan berasal dari vena kava anterior yaitu pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh, dan vena kava posterior yaitu pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah. Darah di dalam vena kava posterior dan vena kava anterior mengandung gas karbon dioksida yang banyak. Cabang-cabang pembuluh balik disebut venula.
Pembuluh kapiler merupakan ujung yang paling akhir dari arteri maupun vena. Boleh dikatakan sebagai penghubung antara venula dengan arteriol. Pembuluh kapiler terletak di dalam jaringan tubuh. Kapiler darah di dalam jaringan membentuk suatu anyaman cukup rumit. Kapiler memiliki dinding pembuluh yang sangat tipis, yaitu hanya terdiri dari satu lapis endotelium. Sebagian dari dinding pembuluh kapiler memiliki lubang antara sel-sel endoteliumnya, sehingga dapat terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbon dioksida, sari-sari makanan dan sisa metabolisme serta hormon pun dapat menembus dinding tersebut.
2. Mekanisme Sistem Peredaran Darah
Kerja sistem peredaran darah dikontrol oleh jantung, yang memompa darah sehingga dapat beredar ke seluruh tubuh. Pada saat otot jantung berelaksasi, jantung dalam keadaan mengembang, volumenya besar, dan tekanannya kecil. Akibatnya, darah dari vena kava (darah kotor dari tubuh), masuk ke dalam serambi kanan, klep AV membuka dan darah terus masuk ke bilik kanan. Sementara di belahan jantung sebelah kiri, darah dari vena pulmonalis (darah bersih dari paru-paru) masuk ke bilik kiri. 
Pada saat otot jantung berkontraksi jantung dalam keadaan mengerut. Darah yang sudah ada dalam billik kanan dipompa masuk ke arteri pulmonalis. Waktu itu klep AV menutup sedangkan klep ke arteri pulmonalis membuka. Di bagian jantung sebelah kiri, darah di dalam bilik kiri dipompa masuk ke aorta. Pada saat itu, klep AV menutup, sedangkan klep ke aorta membuka.
Pada sistem peredaran darah manusia terdapat dua lintasan peredaran darah, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Kedua peredaran darah ini disebut peredaran darah ganda.
Peredaran darah kecil disebut juga peredaran darah paru-paru. Peredaran ini dimulai dari darah kotor yang berada di dalam bilik kanan jantung terpompa keluar (saat jantung berkontraksi), menuju ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang dua, satu paru-paru kiri dan satu paru-paru kanan. Sesampainya di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dari tubuh kemudian darah mengikat oksigen. Dari paru-paru, darah yang kaya oksigen mengalir ke dalam vena pulmonalis kiri dan kanan. Vena pulmonalis kiri dan kanan kemudian bersatu menjadi vena pulmonalis. Vena pulmonalis masuk ke serambi kiri jantung.
Dibandingkan dengan peredaran darah kecil, peredaran darah besar lebih luas lintasannya. Pada peredaran darah besar, darah harus mencapai berbagai organ dan bagian tubuh atas maupun bawah. Oleh karena itu, peredaran darah besar disebut pula peredaran darah tubuh karena darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung.
Darah bersih di dalam bilik kiri jantung dipompa masuk ke dalam aorta. Aorta bercabang menuju ke bagian atas tubuh (kepala dan tangan) dan menuju ke bagian bawah tubuh. Aorta yang menuju ke bagian bawah tubuh ada yang menuju ke hati, usus, lambung, ginjal, anggota tubuh, dan ke jaringan tubuh bagian bawah. Dari organ-organ tersebut, darah akan kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena). Dekat ke jantung, vena-vena tersebut bersatu membentuk vena kava posterior dan vena kava anterior. Kemudian masuk ke serambi kiri jantung.
Pada sistem peredaran darah manusia, antara darah yang bersih yang banyak merngandung oksigen dengan darah kotor yang mengandung sisa metabolisme tidak pernah tercampur. Peredaran darah berfungsi untuk menjaga agar suhu tubuh tetap. Bagian tubuh yang sedang aktif bekerja biasanya mengeluarkan panas. Panas ini oleh aliran darah terbawa ke bagian tubuh yang lebih dingin. Dengan demikian, suhu tubuh manusia konstan (tetap).
3. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Gangguan pada sistem peredaran darah dapat berupa kerusakan pada alat peredaran darah dapat juga berupa kelainan yang merupakan faktor bawaan. Kita sering mendengar orang terserang darah tinggi atau sampai dengan stroke. Penyakit darah tinggi seseorang cenderung disebabkan karena kerusakan pada pembuluh darah yang ditunjang dengan kebiasaan hidup yang kurang sehat.
Penyempitan pembuluh darah dapat terjadi adanya kerusakan pada pembuluh darah yang kemudian diperbaiki oleh tubuh. Setelah tertutupi oleh keping darah dan benang fibrin, endotelium memperbanyak diri, hal ini membuat adanya celah dengan dinding pembuluh sebelumnya sehingga kolesterol terjebak dalam celah tersebut. Keberadaan kolesterol akan memancing semakin banyaknya tumpukan lemak berkumpul dalam celah sehingga pembuluh yang dapat dilalui oleh darah menyempit. Hal ini membuat pada bagian pembuluh yang menyempit terjadi kenaikan tekanan darah.
Gangguan pada permbuluh dapat juga berupa varises, yaitu kelainan pada pembuluh darah vena akibat aliran darah tertahan, misalnya akibat terlalu lama berdiri sehingga pembuluh vena kaki kadang-kadang membesar. Wasir atau ambiyen terjadi terlalu banyak duduk kadang-kadang meng-akibatkan pembuluh darah di anus membesar atau ada kelainan pada pembuluh darah vena sehingga aliran darah tertekan.
Gangguan dapat terjadi juga pada sel darah. Gangguan tersebut antara lain leukemia, anemia, dan hemofilia. Leukemia atau disebut juga kanker darah, merupakan penyakit bawaan berupa kanker sel sumsum tulang penghasil sel darah putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih meningkat secara tidak terkendali. Selain itu, sel darah putih "memakan" sel darah merah sehingga penderita mengalami anemia berat. Anemia adalah kurangnya jumlah hemoglobin di dalam sel darah merah. Jadi, anemia dapat disebabkan karena kekurangan darah merah. Hemofilia merupakan penyakit bawaan berupa darah yang sulit membeku.
Gangguan pada jantung juga dapat bersifat bawaan. Gangguan jantung berupa kerusakan pada klep jantung atau penyumbatan dalam jantung. Jantung merupakan organ penentu hidup matinya seseorang, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk membuat jantung terus dapat digunakan. Alternatif terakhir dalam mengatasi gangguan jantung adalah dengan pencangkokan jantung. Pencangkokan (transplantasi) jantung pertama kali dilakukan oleh Christian Bernhard dari Afrika Selatan pada tahun 1969.

F. Kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada system peredaran darah.
1. Varises
Varises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena) yang sering terjadi pada bagian bawah tubuh, seperti pembuluh balik pada kaki (betis) yang menyebabkan sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Akibat pelebaran ini, maka vena tampak berkelok-kelok dan berwarna biru. Hal ini terjadi karena katup-katup pada vena menjadi lemah sehingga aliran darah ke jantung terhambat dan beban vena menjadi berat. Penyebabnya dapat terjadi karena faktor bawaan sejak lahir atau karena sering berdiri, kehamilan dan tumor. Vena bagian dalam jarang terkena varises karena terlindungi oleh otot tulang. Gejalanya pegal-pegal, panas dan lelah pada tungkai.
Bila varises terjadi di daerah anus, maka disebut ambeien atau wasir atau haemorhoid. Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami oleh seseorang yang banyak melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering pula dialami wanita yang sedang hamil atau sering mengalami sembelit, sukar buang air besar sehingga mengedan terlalu keras.
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan diastole di atas normal, yaitu sistole lebih besar dari 140 mm Hg atau tekanan diastole lebih besar dari 99 mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah tekanan sistole 120 mmHg, dan tekanan diastole 80 mmHg. Penyebabnya antara lain adalah penyakit ginjal, banyak merokok, kegemukan, gangguan dalam transpor garam-garam dan hormon. Tetapi dapat pula karena faktor keturunan.
Hipertensi dapat menyebabkan jantung harus bekerja keras sehingga otot-ototnya menebal, beban terhadap arteri semakin besar sehingga mudah pecah. Bila arteri yang menuju otak pecah dapat menimbulkan stroke. Hipertensi ditandai dengan badan lemah, pusing, napas pendek, dan palpitasi jantung.
3. Hipotensi
Hipotensi atau tekanan darah rendah merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan sistole dan diastolnya di bawah ukuran normal (<90/70 mmHg). Tekanan darah rendah ditandai dengan gejala mudah pusing ketika bangun tidur, badan cepat lelah atau lesu, tangan dan kaki terasa dingin, mata berkunang-kunang terutama setelah jongkok lalu berdiri, atau pingsan. Hipotensi dapat disebabkan oleh pendarahan, diare yang disertai muntah, kekurangan mineral dalam makanan (diet terlalu ketat), atau mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara berlebihan.
4. Gangguan Jantung
Gangguan jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain karena adanya gangguan pada peredaran darah koroner (peredaran darah pada otot jantung), akibatnya aliran darah ke jantung berkurang. Gejalanya adalah rasa nyeri di daerah dada lalu menjalar ke lengan sebelah kiri. Rasa nyeri berkurang bila diistirahatkan. Penyebab lainnya dalah pengendapan kolesterol dalam pembuluh darah, yang dapat membentuk bongkahan kolesterol yang menghalangi aliran darah.
5. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi menurunnya kekuatan kontraksi jantung sehingga terjadi gangguan pada volume peredaran darah ke seluruh tubuh. Gejalanya berupa cepat lelah, sesak nafas, bengkak pada kaki (oedema) dan pembengkakan pada paru-paru dan jantung akibat tertimbunnya darah pada organ-organ tubuh tersebut.
6. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dari penderita yang kekurangan eritrosit terutama unsur hemoglobin di dalam tubuh. Oleh karena itu, ada yang menyebutnya penyakit kurang darah. Jumlah eritrosit normal adalah 5,3 juta/mm3 darah. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan oksigen (O2) menuju jaringan menurun, sehingga mengganggu fungsi kerja sel.
Gejala anemia antara lain ditandai dengan muka penderita pucat, cepat lelah, sakit kepala, timbulnya bintik-bintik hitam pada mata, jantung berdebar, dan denyut nadi meningkat.
Anemia dapat terjadi juga apabila kita terluka dan kehilangan banyak darah. Sehingga cara yang bisa dilakukan adalah transfusi darah. Kurangnya zat seperti zat besi (Fe) dan vitamin B12 juga bisa menyebabkan anemia. Selain itu, ada pula anemia yang terjadi secara genetis. Misalnya thalasemia dan anemia bulan sabit (siclema).
Thalasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit, sehingga selnya mudah rapuh dan cepat rusak. Ini terjadi karena sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa (α) dan rantai polipeptida beta (β) dengan cukup, sehingga hemoglobin tidak terbentuk. Thalasemia merupakan penyakit menurun, penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah hemoglobin yang kurang bahkan hampir tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita thalasemia melakukan transfusi darah secara rutin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat berupa anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan tulang muka yang abnormal.
Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa penderita thalasemia terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga lebih diperberat untuk memproduksi sel merah lebih banyak. Sedangkan tulang muka merupakan tulang pipih. Tulang pipih berfungsi memproduksi sel darah, akibat thalasemia tulang pipih akan berusaha memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya hingga terjadi pembesaran tulang pipih. Pada muka hal ini dapat dilihat dengan jelas karena adanya penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata dan menonjolnya tulang pipi.
Sementara itu, anemia bulan sabit (cicle cell anemia) merupakan anemia yang sel-selnya mengandung tipe hemoglobin abnormal, yang disebut hemoglobin S. Apabila hemoglobin S ini berikatan dengan oksigen (O2) yang berkonsentrasi rendah, Hb S membentuk gel, sehingga menyebabkan perubahan bentuk (sickling) eritrosit. Sel ini kurang fleksibel dan cenderung mengalami fragmentasi, dan terdapat peningkatan laju pemecahan eritrosit oleh makrofag. Hemoglobin yang membentuk gel tersebut juga akan merusak membran sel sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh. Varian Hb S diwariskan dengan cara Mendelian. Keturunan heterozigot dengan Hb S kurang dari 40% biasanya tidak memberikan gejala (sickle cell trait). Keturunan homozigot dengan lebih dari 70% Hb S mengalami anemia sel sabit penuh.
7. Leukemia
Leukemia adalah pertumbuhan leukosit yang abnormal pada jaringan yang memproduksi sel darah putih. Penyebabnya antara lain terpapar sinar radioaktif, virus, zat kimia beracun dan kerentanan bawaan pada keluarga tertentu. Gejalanya dapat berupa anemia, berkurangnya trombosit sehingga penderita menjadi pucat, lesu, kulit mudah memar bila terbentur, pendarahan hidung, berat badan turun, sering demam dan berkeringat di malam hari.
Leukemia atau kanker darah merupakan suatu keadaan berupa kelebihan produksi leukosit. Leukimia disebabkan oleh keadaan sumsum tulang atau jaringan limfa yang abnormal, sehingga produksi leukosit berlipat ganda.
Di dalam dunia medis, gangguan leukemia ini sukar diobati. Namun, cara yang seringkali dilakukan adalah dengan sinar X, kemoterapi atau terkadang diperlukan transplantasi (pencangkokan) sel-sel mieoloid. Kebalikan leukimia adalah agranulositosis, yakni kekurangan leukosit. Akibat yang ditimbulkan adalah daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun.
8. Polisetemia
Polisetemia merupakan suatu keadaan kelebihan produksi eritrosit dalam tubuh seseorang. Darah penderita menjadi kental, sehingga memperlambat aliran darah di dalam pembuluh atau dapat juga membentuk gumpalan di dalam darah. Gumpalan darah dapat menyebabkan ganggren/kematian jaringan jika terjadi pada jantung, sehingga dapat menyebabkan kematian bagi penderita. Gejala yang ditimbulkannya dapat berupa sakit kepala dan pusing-pusing.
9. Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit keturunan dengan gejala pendarahan yang sukar dihentikan. Sebanyak 85% dari penyakit ini disebabkan oleh defisiensi faktor VIII. Jenis hemofilia ini disebut hemofilia A atau hemofilia klasik. Sebanyak 15% pasien sisanya kecenderungan perdarahan disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Kedua faktor tersebut diturunkan secara resesif melalui kromosom wanita.
Dinamakan filia karena paling sedikit satu dari kedua kromosom X-nya mempunyai gen-gen yang sempurna. Namun demikian bila salah satu kromosom X-nya mengalami defisiensi, maka akan menurunkan penyakit tersebut kepada separuh anak laki-laki.
10. Trombositopenia
Kelainan ini ditandai dengan sedikitnya jumlah trombosit di dalam sistem peredaran darah. Penderita trombositopenia cenderung mengalami pendarahan seperti halnya pada hemofilia. Bedanya ialah pendarahan trombositopenia berasal dari kapiler-kapiler kecil, dan bukan dari pembuluh besar seperti yang terjadi pada hemofilia. Sebagai akibat kelainan ini, timbul bintik-bintik pendarahan di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit itu disebut trombositopenia purpura. Sedangkan kelainan yang ditandai dengan banyaknya jumlah trombosit disebut trombositosis.
11. Hipertrofi Kardiomiopati
Hipertrofi Kardiomiopati (Hypertrophic Cardiomyopathy) merupakan sekumpulan penyakit jantung yang ditandai dengan adanya penebalan pada dinding ventrikel. Hipertrofi merupakan suatu keadaan menebalnya otot-otot jantung sebagai akibat katup-katup jantung tidak berfungsi sehingga jantung bekerja ekstra. Akibatnya, saat tertentu, jantung tidak dapat lagi memberi cukup oksigen (O2) terhadap jaringan.
12. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah arteri dan vena, yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Pemicunya adalah arteriosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan lemak. Sementara, arterosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan zat kapur.
13. Embolisme Koroner
Embolisme koroner merupakan suatu gangguan pada arteri koroner yang mengakibatkan pembuluh terisi oleh bekuan darah secara mendadak. Bekuan darah ini berasal dari bagian tubuh lain yang terbawa oleh aliran darah menuju arteri koroner.
14. Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis)
Penyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria ini masuk ke dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran darah. Di dalam pembuluh getah bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing tersebut akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa. Cairan limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian kaki sehingga kaki menjadi bengkak.





0 komentar:

Posting Komentar

periskop

Pengertian Periskop by   M Rizky H   on   November 11, 2012   in   pengetahuan   Periskop adalah alat optik yang berfungsi untuk m...